Page 1 - Policy Brief
P. 1

Kementerian Sekretariat Negara






           POLICY BRIEF





































            Rendahnya Pemanfaatan



            Energi Listrik Surya


            di Tengah Khatulistiwa


             Policy Brief ini ditulis oleh
             Endah Wahyuni
             Analis Kebijakan Muda
             Biro Data dan Informasi
             Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden


            EXECUTIVE SUMMARY




            Di tingkat global sektor kelistrikan tengah mengalami transformasi besar menuju sistem energi rendah karbon.
            Pembangkit energi surya menjadi bagian penting dalam proses transisi tersebut. Indonesia sesungguhnya dapat
            menjadi bagian dari tren transformasi energi global dan secara bertahap melakukan dekarbonisasi sistem kelistrikan
            mengingat potensi energi listrik terbarukan mencapai 400.000 MW, yang 50% diantaranya adalah tenaga listrik surya.
            Namun permasalahannya pemanfaatan energi listrik surya masih rendah sekitar 0,08 persen sehingga berpotensi
            menimbulkan dampak tidak tercapainya target kapasitas terpasang energi surya (hanya mencapai 11,51 persen dari
            target 13,42% pada 2020). Penyebabnya adalah biaya investasi pembangkit listrik surya yang lebih tinggi dari rata-
            rata biaya investasi global, peraturan mengenai tingkat komponen dalam negeri yang menghambat tumbuhnya
            industri PLTS, mahalnya harga baterai sebagai media penyimpanan listrik PLTS off grid, pasar pembangkit listrik
            tenaga surya yang masih rendah dan pertumbuhan permintaan yang rendah (<20 MW per tahun).



                               RENDAHNYA PEMANFAATAN ENERGI LISTRIK SURYA
              1    POLICY BRIEF   |  DI TENGAH KHATULISTIWA
   1   2   3   4